FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Kabar duka datang dari sosok Romo Franciscus Xaverius Mudji Sutrisno. Rohaniawan Katolik itu dikabarkan meninggal dunia pada Minggu malam, 27 Desember 2025.
Dia mengembuskan napas terakhirnya di usia 71 tahun. Setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit St Carolus, Jakarta, pada pukul 20.43 WIB.
Hal itu dikonfirmasi Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignasius Suharyo, kepada media pada Senin, 29 Desember 2025. Suharyo mengajak umat mengiringi kepergian Romo Mudji dengan doa dan perayaan Ekaristi.
Jenacah Romo Mudji Sutrisno disemayamkan di Kolese Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat, sejak Senin pagi, 29 Desember 2025.
Kemudian Misa Requiem dijadwalkan berlangsung dua kali. Yaitu pada Senin dan Selasa, 29–30 Desember 2025, pukul 19.00 WIB di Kapel Kolese Kanisius.
Kemudian, jenazah akan diberangkatkan menuju Girisonta, Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa malam, 30 Desember 2025, pukul 21.00 WIB. Pemakaman dilaksanakan pada Rabu, 31 Desember 2025.
Prosesi diawali dengan perayaan Ekaristi pukul 10.00 WIB di Gereja Paroki setempat. Lalu dilanjutkan dengan pemakaman di Taman Maria Ratu Damai, Girisonta.
Mengenal Romo Mudji Sutrisno
Selain rohaniawan, dia juga dikenal sebagai akademisi. Dia meraih gelar doktor di bidang filsafat dari Universitas Gregoriana, Italia.
Atribusinya bukan rohaniawan dan akademisi saja. Dia dikenal juga sebagai budayawan, dan juga seniman.
Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, pada 12 Agustus 1954 itu mengabdikan diri sebagai pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara. Di sana, dia berperan dalam pengembangan pemikiran filsafat, serta dialog iman.
Selain itu, Romo Mudji pernah menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2001–2005. Namun mengundurkan diri pada 2003 untuk kembali fokus pada dunia akademik.
Karyanya antara lain Ziarah Anggur, Tu(l)ah Kata, Sunyi yang Berbisik. Serta Ranah Filsafat & Kunci Kebudayaan.
Karya-karya tersebut menjadi rujukan penting dalam kajian filsafat dan sastra Indonesia.
Di bidang seni rupa, Romo Mudji juga aktif sebagai pelukis dan terlibat dalam berbagai pameran.
Salah satu pameran terakhirnya bertajuk Dari Gereja ke Gereja digelar di Balai Budaya Jakarta pada September 2025, menegaskan konsistensinya dalam merawat dialog antara iman, seni, dan kemanusiaan.
(Arya/Fajar)





