Matamata.com - Middle East Youth Summit (MEYS) 2025 resmi ditutup pada 1 hingga 4 Desember 2025 di Park Inn by Radisson Makkah Al Naseem.
Ajang tahunan yang digelar Youth Break the Boundaries (YBB) Foundation ini kembali mempertemukan ratusan pemuda Muslim dari berbagai negara untuk memperkuat kepemimpinan Islami sekaligus membangun kolaborasi lintas budaya.
Dari empat pembicara utama yang hadir, sosok Magdolin Boukhary mencuri perhatian peserta. People & Business Leader dengan pengalaman lebih dari dua dekade ini tampil membawakan sesi yang inspiratif.
Boukhary menekankan pentingnya kepemimpinan beretika, budaya kerja sehat, serta peran pemuda Muslim dalam menghadapi tantangan global.
Delegasi menggambarkan sesi Boukhary sebagai inspiratif dan penuh wawasan praktis.
Penekanannya pada integritas, kesadaran diri, dan kesiapan kompetensi membuat banyak peserta merasa lebih percaya diri untuk memimpin perubahan di komunitas masing-masing.
Kemampuannya menghubungkan nilai Islami dengan kepemimpinan modern memberi perspektif baru bagi generasi muda yang ingin membangun karier tanpa meninggalkan prinsip sosial.
Rekam Jejak Profesional
Karier Boukhary terbilang impresif. Ia pernah menjabat di sejumlah posisi eksekutif, mulai dari Chief People & Culture Officer di EVIQ, CHRO di Safi Danone dan Mattex Group, hingga VP HR di Binzagr Company.
Pengalaman panjangnya dalam transformasi organisasi dan pengembangan talenta membuat pesannya relevan dengan misi MEYS: membentuk pemimpin muda Muslim yang strategis dan berkarakter.
- Polri Tambah Lima Alat Berat untuk Percepat Pemulihan Pascabencana di Sumbar
Selain kiprah di dunia korporasi, Boukhary juga dikenal sebagai penulis, pembicara publik, dan coach profesional. Ia menjadi co-author buku She Dares (2021) yang mendukung perempuan dan pemimpin muda agar berani mengambil peran strategis.
Kredensialnya meliputi GCC Board Directorship Certification, ICF Professional Coaching Certification, dan Birkman Professional Certification.
MEYS 2025 hadir sebagai ruang strategis bagi ribuan pemuda Muslim untuk bertukar ide, memperdalam nilai Islam, dan membangun jejaring internasional.
Kehadiran tokoh seperti Magdolin Boukhary semakin memperkuat dampak program ini dalam melahirkan pemimpin muda yang berkompeten, inklusif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

