Rumah Sakit Bantuan Tiongkok di Kamboja Diduga Terlibat Transplantasi Organ

erabaru.net
7 jam lalu
Cover Berita

EtIndonesia. Kejahatan penipuan daring (telepon dan internet) serta praktik pengambilan organ hidup yang dituduhkan kepada Partai Komunis Tiongkok (PKT), kini diduga menyebar mengikuti jalur inisiatif “Sabuk dan Jalan”. Rumah sakit di Kamboja yang dibangun dengan bantuan dana gratis dari Tiongkok, diketahui bekerja sama dengan rumah sakit di Tiongkok dalam bidang “transplantasi organ”, memicu kehebohan dan ketakutan di kalangan warganet.

Dalam konflik militer Thailand–Kamboja, pasukan Thailand menggempur keras kasino-kasino di wilayah perbatasan Kamboja yang disebut-sebut sebagai basis penipuan daring yang melibatkan jaringan Tiongkok. Aksi ini justru disambut sorak oleh warganet Tiongkok. 

Kamboja sendiri merupakan negara yang telah menandatangani kerja sama “Sabuk dan Jalan” dengan PKT, sementara industri penipuan daring disebut sebagai salah satu pilar ekonomi rezim Hun Sen. Hal ini mendorong publik Tiongkok mempertanyakan apakah terdapat hubungan tersembunyi antara PKT, kawasan penipuan daring, dan pemerintahan Kamboja.

Sejumlah warganet menemukan bahwa Rumah Sakit Persahabatan Tiongkok–Kamboja Kossamak, yang dibangun dengan bantuan PKT, tengah menjalin kerja sama transplantasi organ dengan Rumah Sakit Tongji di Wuhan. Pada Juli tahun ini, delegasi Rumah Sakit Kossamak mengunjungi Rumah Sakit Tongji untuk membahas “pertukaran dan kerja sama mendalam di bidang transplantasi organ”. Pada September, pihak Kossamak kembali berkunjung dan menandatangani perjanjian kerja sama resmi.

Menurut data resmi PKT, Rumah Sakit Persahabatan Tiongkok–Kamboja Kossamak terletak di Phnom Penh, ibu kota Kamboja, dan merupakan proyek “Sabuk dan Jalan” yang dibangun melalui bantuan hibah penuh dari pemerintah Tiongkok. Proyek ini dimulai pada 2018 dan diresmikan oleh Perdana Menteri Tiongkok saat itu, Li Keqiang, bersama Perdana Menteri Kamboja saat itu, Hun Sen. Pada 2022, Hun Sen bersama Duta Besar Tiongkok untuk Kamboja, Wang Wentian, menghadiri upacara peresmian operasional rumah sakit tersebut.

Dalam pidatonya saat peresmian, Hun Sen menyatakan bahwa sejak 2010, Kamboja sebenarnya telah menyediakan layanan transplantasi organ di Rumah Sakit Militer Kerajaan, namun Kementerian Kesehatan tidak mempromosikannya secara luas sehingga warga masih harus pergi ke luar negeri untuk menjalani operasi. Dengan beroperasinya Rumah Sakit Kossamak, transplantasi organ dapat dilakukan secara lokal, sehingga masyarakat tidak perlu lagi bepergian ke luar negeri.

Namun, menurut hasil investigasi bertahun-tahun oleh organisasi internasional yang menyelidiki penganiayaan terhadap Falun Gong, sejak PKT melancarkan penindasan terhadap Falun Gong, aparat kepolisian, kejaksaan, pengadilan, militer, dan sistem medis di Tiongkok diduga bekerja sama membangun basis data organ hidup berskala nasional. Melalui praktik pengambilan organ hidup dari praktisi Falun Gong dalam jumlah besar, terbentuklah industri transplantasi organ raksasa. Kini, jumlah korban diduga semakin meluas, dengan banyak orang di Tiongkok dilaporkan menghilang setiap hari, dan kasus-kasus ini secara luas dicurigai terkait dengan praktik tersebut.

Dalam beberapa waktu terakhir, kawasan penipuan daring di Asia Tenggara juga dibongkar karena diduga terlibat dalam kejahatan pengambilan organ hidup. Di Phnom Penh, kawasan penipuan daring milik Prince Group disebut memiliki fasilitas-fasilitas mengerikan seperti “Institut Ilmu Hayat Kamboja”, “Pusat Pengambilan Sumsum Tulang Anak”, dan “Rumah Sakit Umur Panjang”, yang dituduh melakukan pengambilan sumsum tulang bayi.

Dalam konteks seperti ini, kerja sama transplantasi organ antara Rumah Sakit Kossamak dan rumah sakit di Tiongkok membuat banyak warganet berkomentar: “Semakin dipikirkan, semakin mengerikan.”

Saat ini, rantai kejahatan penipuan daring dan pengambilan organ hidup yang dituduhkan kepada PKT disebut terus merambah sepanjang jalur “Sabuk dan Jalan”, dengan kemunculan kelompok penipuan daring di Pakistan, Arab Saudi, hingga negara-negara Afrika.

Baru-baru ini, di Nigeria, Afrika Barat, pihak berwenang membongkar sebuah sindikat besar pengambilan organ hidup. Di sebuah kamar mayat swasta ditemukan lebih dari seratus jenazah yang telah membusuk atau tidak utuh. Nigeria juga merupakan negara yang menandatangani perjanjian “Sabuk dan Jalan” dengan Tiongkok, sehingga opini publik mulai mempertanyakan apakah sindikat pengambilan organ tersebut memiliki kaitan dengan jaringan industri gelap yang lebih besar. (Jhon)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Ini 3 Tuntutan Buruh dalam Aksi Demo di Jakarta dan Jabar Besok
• 22 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Grup Idol LEMON Rilis Lagu Level Up
• 12 jam laluparagram.id
thumb
Hari ke-4 Pencarian Korban Kapal Tenggelam, 1 Jenazah Diduga Turis Spanyol Ditemukan | KOMPAS SIANG
• 8 jam lalukompas.tv
thumb
Mantan Ibu Negara Korea Selatan Didakwa Terima Suap dan Campuri Urusan Negara
• 2 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Grup Salim (IMJS) Suntik Modal Rp499,28 Miliar ke Anak Usaha
• 12 jam laluwartaekonomi.co.id
Berhasil disimpan.