Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti, PT Roda Vivatex Tbk. (RDTX) berencana membagikan dividen interim tahun buku 2025 senilai Rp53,76 miliar atau setara Rp200 per saham kepada para investor.
Corporate Secretary RDTX Wiriady Widjaja mengungkapkan pembagian dividen tersebut telah sesuai dengan keputusan Direksi yang telah disetujui Dewan Komisaris pada tanggal 23 Desember 2025, di mana ditetapkan pembagian dividen interim kepada investor adalah senilai Rp53,76 miliar yang bersumber dari laba bersih kuartal III/2025.
"Dengan ini menyampaikan rencana pembagian dividen interim untuk periode tahun buku 2025 adalah senilai Rp53,76 miliar atau setara Rp200 per lembar," kata Wiriady, dalam keterbukaan informasi, Senin (29/12/2023).
Wiriady melanjutkan, cum dividen interim RDTX di pasar reguler dan negosiasi adalah pada 8 Januari 2026 dan ex dividen interim di pasar reguler dan negosiasi pada 9 Januari 2026.
Lalu cum dividen interim di pasar tunai pada 12 Januari 2026 dan ex dividen interim di pasar tunai pada 13 Januari 2026. Recording date atau pemegang saham yang berhak atas dividen adalah pada 12 Januari 2026.
"Pelaksanaan pembayaran dividen interim RDTX adalah pada 21 Januari 2026," ujar Wiriady.
Baca Juga
- Saham UFOE, MOLI, dan RDTX Pimpin Jajaran 10 Top Losers Hari Ini, 26 Juli 2022
- Ini 10 Top Losers Perdagangan 5 Agustus, SDRA & RDTX Terlemah
- RDTX Targetkan Pertumbuhan Bisnis Penyewaan Ruang Perkantoran 4%
Wiriady menuturkan jadwal pelaksanaan dan tata cara pembayaran dividen interim telah dikoordinasikan dengan BEI, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Biro Administrasi Efek perseroan.
Perseroan juga menegaskan pembagian dividen interim untuk tahun 2023 kepada pemegang saham, sebagaimana disebutkan dan tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha RDTX.
Sebagai informasi, RDTX mencetak laba bersih senilai Rp265,79 miliar sepanjang kuartal III/2025. Sementara itu, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya adalah sebesar Rp3,07 triliun.
Sementara itu, total ekuitas RDTX tercatat sebesar Rp3,24 triliun sampai akhir September 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
