Bisnis.com, DENPASAR – Pemerintah Provinsi Bali meramal kunjungan wisatawan Nusantara atau wisatawan domestik di momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) turun 600.000-700.000 orang jika dibandingkan dengan Nataru 2024.
Gubernur Bali Wayan Koster menjelaskan pada 2024 jumlah wisatawan domestik yang datang ke Bali mencapai 10,1 juta orang. Namun hingga 26 Desember 2025, jumlah wisatawan nusantara yang datang ke Bali baru mencapai 9,2 juta orang.
“Ada penurunan kira-kira sampai 31 Desember 2024 mungkin akan menjadi 9,4 juta jadi kira-kira menurun sekitar 600 sampai 700 ribu,” jelas Koster dikutip Senin (29/12/2025).
Koster menjelaskan bahwa penurunan jumlah wisatawan domestik yang datang ke Bali disebabkan oleh penurunan jumlah penerbangan domestik ke Bali yang sebelumnya memiliki 13 airline lokal di tahun 2024 turun menjadi 11 airlines lokal di Tahun 2025.
Begitu juga dengan rute penerbangan mengalami penurunan dari 25 rute domestik di tahun 2024 turun menjadi 23 rute domestik di tahun 2025.
Koster menyebut penyebab penurunannya adalah karena maskapai Garuda dan Citilink sebagian pesawatnya itu sedang menjalani masa perawatan karena memang sudah jatuh tempo, harus perawatan sehingga penerbangan ke Bali berkurang.
Baca Juga
- Ekspor Tekstil Terganggu Imbas Pembatasan Angkutan Barang Selama Libur Nataru
- Efek WFA, Arus Penyebrangan Jawa-Bali Lebih Merata pada Periode Nataru Tahun Ini
- Diskon 30% Kereta selama Nataru Masih Ada, Tarif Mulai Rp35.000
Akibatnya, kata dia, jumlah pesawat yang ke Bali karena berkurang itu penuh terus,” ujar Koster.
Hal tersebut kontras dengan jumlah rute dan airline internasional yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2025 jumlah penerbangan internasional di Bandara Ngurah Rai mencapai 46 penerbangan, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 43 penerbangan.
Sementara itu, rute penerbangan internasional juga mengalami peningkatan di Tahun 2025 menjadi 44 rute internasional dari sebelumnya hanya sejumlah 40 rute penerbangan.
Di sisi lain tingkat hunian hotel pada menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 mencapai 75% - 85% mengalami sedikit peningkatan dari tahun sebelumnya yang berkisar di 79% - 84%. Walaupun secara tahunan, jika dihitung dari bulan Januari hingga Desember 2025 tingkat hunian hotel mengalami kontraksi atau penurunan sebesar 4%.
“Karena banyak sekarang wisatawan yang menggunakan fasilitas penginapan bukan di hotel yang berbayar pajak tapi menginap di villa, rumah milik pribadi, atau fasilitas lain yang tidak terdaftar sebagai pelaku usaha pariwisata yang membayar pajak, nah inilah salah satu faktor yang membuat tingkat hunian hotel di Bali mengalami penurunan tidak sejalan dengan jumlah wisatawan mancanegara yang justru mengalami peningkatan pada tahun 2025,” jelas Koster.
Selain itu, Koster menambahkan akibat curah hujan lebat yang melanda Bali akhir-akhir ini dan banjir di beberapa titik menyebabkan banyak wisatawan yang hanya tinggal di hotel dan minim aktivitas ke luar hotel sehingga terlihat destinasi pariwisata di Bali sepi oleh wisatawan
“Dari Desember sampai 1 Januari 2026 itu kira-kira hujan kategorinya sedang sampai lebat sehingga banjir di beberapa tempat. Saya kira itu membuat situasi tidak nyaman itulah sebabnya barangkali tingkat hunian tinggi tapi aktivitas para wisatawan di luar hotel itu tidak seramai tahun lalu karena memang cuaca sedang tidak baik,” tambah Koster.


:strip_icc()/kly-media-production/medias/3645641/original/049022500_1637949092-20211126BL_Bhayangkara_FC_vs_PSIS_Semarang_Babak_2_13.jpg)