Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Oktober 2025 pembiayaan kendaraan baru terkontraksi 3,64% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi sebesar Rp230,36 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (KE PVML) OJK, Agusman, menyampaikan bahwa pelemahan pembiayaan tersebut berkaitan langsung dengan penurunan kinerja penjualan kendaraan baru di dalam negeri.
Adapun penurunan ini terjadi di tengah revisi target penjualan kendaraan baru oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang menurunkan proyeksi penjualan tahun ini menjadi 780.000 unit.
“Pembiayaan kendaraan baru oleh industri multifinance per Oktober 2025 terkontraksi 3,64% yoy menjadi sebesar Rp230,36 triliun. Penurunan ini sejalan dengan revisi penjualan kendaraan baru oleh Gaikindo dan perlambatan pasar otomotif,” ujar Agusman dalam lembar jawaban tertulisnya, Senin (29/12/2025).
Baca Juga: Pembiayaan Mobil Listrik Tembus Rp17,64 Triliun, OJK Yakin Bakal Makin Ramai Tahun Depan
Diperkirakan, tekanan pembiayaan ini masih akan berlanjut hingga akhir tahun, mengingat kondisi pasar otomotif yang belum sepenuhnya pulih.
Dengan adanya penyesuaian daya beli masyarakat, perubahan preferensi konsumen, serta kehati-hatian lembaga pembiayaan dalam menyalurkan kredit disebut menjadi faktor yang memengaruhi kinerja multifinance.
Meski demikian, OJK mencermati adanya peluang pertumbuhan pada segmen tertentu yang berpotensi menopang kinerja pembiayaan kendaraan ke depan.
Baca Juga: GAIKINDO Revisi Target Penjualan Mobil Tahun 2025 Jadi Cuma 780 Ribu Unit
Agusman menilai, dinamika pasar otomotif akan tetap menjadi faktor penentu utama dalam proyeksi pembiayaan kendaraan pada tahun mendatang.
“Proyeksi pembiayaan kendaraan pada tahun depan diperkirakan mengikuti dinamika pasar otomotif, dengan peluang pertumbuhan terutama dari segmen kendaraan listrik dan inovasi produk pembiayaan,” jelasnya.
Bagi industri multifinance, bertambahnya jumlah kendaraan listrik dan banyaknya merek baru di pasar bisa menciptakan sumber pertumbuhan baru.
Selain itu, inovasi skema pembiayaan diharapkan mampu menyesuaikan kebutuhan konsumen di tengah perubahan tren industri otomotif nasional.




