Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin meresmikan fasilitas Sekolah Perwira Prajurit Karier TNI di Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI, Tangerang, Banten, Senin, untuk memperkuat pembinaan personel berbasis meritokrasi.
Menhan mengatakan bahwa modernisasi fasilitas pendidikan militer adalah fondasi utama dalam pembangunan kekuatan TNI.
Ia juga menekankan bahwa sesuai arahan Presiden RI, sistem pembinaan karier di tubuh TNI kini sepenuhnya menganut asas meritokrasi.
"Prinsip dari pembinaan personel adalah meritokrasi. Kita tidak melihat latar belakang pendidikan, yang terpenting adalah prestasi di lapangan," kata Sjafrie.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa tidak akan ada lagi dikotomi atau pembedaan peluang karier berdasarkan asal-usul sumber perwira, baik lulusan akademi, prajurit karier (PK) maupun Sekolah Calon Perwira (Secapa).
"Perwira Prajurit Karier memiliki hak yang sama untuk bersaing mencapai puncak kepemimpinan tertinggi di TNI," katanya.
Baca juga: TNI bakal pindahkan pendidikan perwira karier dari Magelang ke Serpong
Pada kesempatan itu, Menhan meninjau langsung sarana prasarana pendidikan, termasuk barak dan ruang kelas.
Ia berkomitmen mendukung penuh peningkatan fasilitas, seperti perpustakaan dan lapangan tembak berstandar tinggi, guna memastikan Sekolah Perwira Prajurit Karier TNI menjadi center of excellence yang setara dengan lembaga pendidikan militer lainnya.
Menurut Sjafrie, strategi pembinaan kekuatan tidak hanya bertumpu pada alutsista canggih, melainkan pada pengawakan personel yang tangguh.
Melalui pembenahan doktrin dan fasilitas pendidikan ini, ia membuka peluang seluas-luasnya bagi pemuda-pemudi terbaik bangsa untuk mengabdikan diri sebagai perwira TNI yang siap mengawal kedaulatan NKRI.
Baca juga: Panglima TNI lantik 350 perwira karier, terbanyak dari matra darat
Baca juga: TNI berencana rekrut lebih banyak perwira karier ahli IT
Menhan mengatakan bahwa modernisasi fasilitas pendidikan militer adalah fondasi utama dalam pembangunan kekuatan TNI.
Ia juga menekankan bahwa sesuai arahan Presiden RI, sistem pembinaan karier di tubuh TNI kini sepenuhnya menganut asas meritokrasi.
"Prinsip dari pembinaan personel adalah meritokrasi. Kita tidak melihat latar belakang pendidikan, yang terpenting adalah prestasi di lapangan," kata Sjafrie.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa tidak akan ada lagi dikotomi atau pembedaan peluang karier berdasarkan asal-usul sumber perwira, baik lulusan akademi, prajurit karier (PK) maupun Sekolah Calon Perwira (Secapa).
"Perwira Prajurit Karier memiliki hak yang sama untuk bersaing mencapai puncak kepemimpinan tertinggi di TNI," katanya.
Baca juga: TNI bakal pindahkan pendidikan perwira karier dari Magelang ke Serpong
Pada kesempatan itu, Menhan meninjau langsung sarana prasarana pendidikan, termasuk barak dan ruang kelas.
Ia berkomitmen mendukung penuh peningkatan fasilitas, seperti perpustakaan dan lapangan tembak berstandar tinggi, guna memastikan Sekolah Perwira Prajurit Karier TNI menjadi center of excellence yang setara dengan lembaga pendidikan militer lainnya.
Menurut Sjafrie, strategi pembinaan kekuatan tidak hanya bertumpu pada alutsista canggih, melainkan pada pengawakan personel yang tangguh.
Melalui pembenahan doktrin dan fasilitas pendidikan ini, ia membuka peluang seluas-luasnya bagi pemuda-pemudi terbaik bangsa untuk mengabdikan diri sebagai perwira TNI yang siap mengawal kedaulatan NKRI.
Baca juga: Panglima TNI lantik 350 perwira karier, terbanyak dari matra darat
Baca juga: TNI berencana rekrut lebih banyak perwira karier ahli IT



