Tren motor listrik tak hanya menarik perhatian pengguna harian, tetapi juga para pecinta modifikasi. Salah satunya datang dari Indra, pemilik Polytron Fox R asal Depok, yang mengubah tunggangannya menjadi lebih personal dengan sentuhan visual hijau menyeluruh.
Indra mengaku sudah menggunakan Polytron Fox R sejak Juni 2024, setelah sebelumnya setia dengan motor bensin Yamaha Jupiter MX. Peralihan ke motor listrik ia lakukan setelah cukup lama mengamati plus minusnya, termasuk lewat diskusi dengan komunitas pengguna.
“Saya beli Polytron Fox R itu bulan Juni 2024, jadi sekarang kurang lebih sudah satu setengah tahun pakai,” ujar Indra saat ditemui di acara kumparan On The Road, baru-baru ini.
Keputusan berpindah ke motor listrik, menurut Indra, bukan diambil secara instan. Ia sempat melakukan riset mandiri selama beberapa bulan, mulai dari memantau obrolan di grup hingga mendalami sisi kelebihan dan kekurangannya dibanding motor bensin.
“Awalnya dapat info dari teman, terus saya masuk ke grup dulu, mantau-mantau sekitar 3–4 bulan. Dari situ kelihatan ternyata banyak juga keuntungannya, terutama dari sisi pembiayaan dibanding motor bensin,” kata dia.
Sebagai penghobi motor, Indra tak bisa menahan diri untuk memodifikasi Fox R miliknya. Namun ia menegaskan, fokus modifikasi lebih ke arah tampilan visual, bukan performa ekstrem.
“Karena saya hobi ngoprek dan lebih ke view ya, jadi modifnya kecil-kecil, tipis lah istilahnya. Saya pengin motor ini enak dilihat dan sesuai selera,” ucap Indra.
Perubahan paling awal dilakukan pada bagian pelek yang di-repaint dari warna chrome bawaan menjadi hijau. Warna tersebut kemudian dijadikan benang merah untuk komponen lain seperti sistem pengereman hingga baut-baut.
“Peleknya saya repaint hijau karena memang saya suka warna hijau. Terus stang pakai punya PCX dari Nui Racing, master rem ganti, kaliper TAD, selang rem Scarlet, semuanya nyari yang hijau biar serasi,” jelasnya.
Tak hanya itu, sektor kaki-kaki juga mendapat sentuhan signifikan. Indra menggunakan shockbreaker depan dan belakang merek KTC untuk Yamaha NMax, meski perlu penyesuaian tambahan agar bisa terpasang di Fox R.
“Shockbreaker pakai KTC NMax, memang nggak PNP. Jadi harus pakai adaptor, banyak akal-akalan dari info grup. Disc-nya juga pakai ukuran 260, akhirnya sudah diseting biar PNP,” tutur Indra.
Untuk bodi, Indra memilih membungkusnya dengan skotlet agar mudah dikembalikan ke kondisi standar jika bosan. Hampir seluruh baut pun diganti dengan material titanium berwarna hijau untuk memperkuat tema visual.
“Bodinya cuma skotlet, bukan repaint, jadi nanti kalau bosan gampang dilepas. Baut-baut juga hampir full titanium warna hijau,” katanya.
"Lampu juga sudah diupgrade pakai biled. Jadi lebih terang dan tampilannya juga enak dilihat," lanjutnya.
Totalnya, Indra mengungkapkan biaya modifikasi yang dikeluarkan untuk Polytron Fox R miliknya sudah menyentuh angka belasan juta rupiah. Nilai tersebut di luar harga motornya sendiri.
“Kalau estimasi modifikasi saja, sekitar Rp 15 jutaan lebih. Itu di luar harga motornya ya,” tuntasnya.





