Pasar Wiguna menandai empat tahun perjalanannya dengan menggelar “Pasar Wiguna Kaping 100: Wana Kelana Anak” di Taman Ambarrukmo, Sabtu (20/12) dan Minggu (21/12). Gelaran ini sekaligus menjadi perayaan atas 100 kali penyelenggaraan pasar artisan yang pertama kali digelar pada 2021.
Meski sempat diguyur hujan angin yang membuat sejumlah tenant menutup lapak sementara, aktivitas Pasar Wiguna kembali berlangsung setelah hujan mereda. Pengunjung datang silih berganti, menyusuri area pasar yang berada di bawah pepohonan ruang terbuka hijau Taman Ambarrukmo.
Selama empat tahun berjalan, Pasar Wiguna telah melibatkan lebih dari 617 Kerabat Karya—sebutan bagi para tenant—dan menjadi ruang temu antara pelaku UMKM, perajin, serta masyarakat Yogyakarta. Pasar ini lahir di tengah pandemi sebagai inisiatif untuk menyediakan ruang terbuka yang menghubungkan brand artisan dengan publik.
Brand Manager Ambarrukmo Creative, Laili Apriliyani, menyebut Pasar Wiguna hadir karena keterbatasan ruang terbuka bagi pelaku UMKM di Yogyakarta, terutama pada masa pandemi.
“Nah, pasar Wiguna itu sendiri kami adakan karena memang keterbatasan ruang-ruang terbuka bagi teman-teman yang ada di Jogja, sehingga tumbuhlah ide mengenai pasar Wiguna itu sendiri. Dan kita juga ingin membantu UMKM yang pada waktu pandemi itu ikut terdampak secara ekonomi dan juga sosial,” kata Laili saat ditemui Pandangan Jogja, Minggu (21/12).
Seiring waktu, Pasar Wiguna berkembang dengan mengusung nilai wellness, less waste, dan sustainability. Sepanjang periode 2021–2025, pasar ini mencatat lebih dari 100.000 pengunjung yang dikenal sebagai Kawan Pasar.
Untuk menjaga dinamika dan mencegah kejenuhan pengunjung, panitia menerapkan sistem kurasi tenant dengan skema pergiliran. Laili menjelaskan, tidak semua tenant hadir secara berulang dalam setiap edisi Pasar Wiguna. “Misalkan satu tenant itu bisa ikut di kaping satu, nah untuk selanjutnya mungkin kita akan ubah ke tenant-tenant yang lain,” terangnya.
Dalam satu kali penyelenggaraan, Pasar Wiguna rata-rata menghadirkan 20 hingga 35 Kerabat Karya. Ragam produk yang ditawarkan meliputi kuliner, busana dan wastra, kriya, produk alami, perawatan diri, hingga wewangian. Selain transaksi jual beli, Pasar Wiguna juga menyelenggarakan aktivitas edukatif. Tercatat lebih dari 250 lokakarya telah digelar sepanjang 2021–2025.
Dari sisi ekonomi, rata-rata pengeluaran Kawan Pasar berada di kisaran Rp50.000 hingga Rp150.000 per kunjungan. Angka tersebut berkontribusi pada pendapatan Kerabat Karya yang berkisar antara Rp500.000 hingga lebih dari Rp3.000.000 dalam satu kali pelaksanaan pasar.
Cerita personal para tenant menjadi bagian dari ekosistem Pasar Wiguna. Vicky, tenant dari Kedai Sintaka, menceritakan pengalamannya merantau dari Pontianak ke Yogyakarta pada akhir 2022. Ia memulai usahanya dari nol dan memasarkan menu Nusantara seperti Selat Solo dan Lontong Cap Go Meh yang jadi menu andalannya di Pasar Wiguna. Bagi Vicky, partisipasi di Pasar Wiguna tidak hanya berkaitan dengan omzet, tetapi juga perluasan jejaring di perantauan.
Pengalaman serupa dirasakan Terry, pemilik brand perhiasan batu alam Magus Treasure. Meski harus melalui proses kurasi yang ketat, ia menilai Pasar Wiguna menjadi ruang interaksi antarsesama perajin. “Vibes-nya itu baik, kita diberi kesempatan untuk selalu berinteraksi, berbincang, dan tukar pikiran dengan tenant lama maupun baru,” tuturnya.
Aspek inklusivitas turut hadir melalui keterlibatan Difabel Zone, komunitas yang secara rutin membawa produk batik tulis, rajutan, dan kerajinan karya teman-teman difabel dari Bantul. Hasil penjualan digunakan untuk mendukung operasional komunitas. “Penjualan ini ya untuk operasional beli bahan, untuk bayar kita, dan untuk bayar kontrakan. Semoga ke depannya kita punya rumah singgah sendiri,” kata Mulyani, anggota Difabel Zone yang menjaga stan di Pasar Wiguna.
Dari sisi pengunjung, konsep pasar yang ramah anak dan fokus pada produk lokal menjadi daya tarik tersendiri. Wenny, Kawan Pasar asal Tangerang, menilai kualitas produk kuliner UMKM di Pasar Wiguna terjaga. “Karena kan dia masaknya pakai hati ya, whole heart dia masak gitu, kayak dia masak buat keluarganya sendiri,” pujinya.




