Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Afif Nasution menekankan, investasi Geopark (Taman Bumi) Kaldera Toba harus bisa menyejahterakan masyarakat.
"Investasi yang masuk diharapkan tidak merusak lingkungan pariwisata. Segala bentuk investasi harus kita kaji asas manfaatnya," tegas Bobby usai menerima Badan Pengelola Toba Caldera Geopark di Kantor Gubernur Sumut, Selasa.
Gubernur mengingatkan, pengelola Geopark Kaldera Toba harus lebih mengutamakan kemandirian atas tawaran pembiayaan dari pihak luar, baik bantuan maupun pinjaman.
Untuk pengembangan Geopark Kaldera Toba menjadi tanggung jawab bersama, terutama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.
"Kita harapkan mengambil opsi secara mandiri yang tidak memberatkan konsep geopark ke depan," jelas Bobby.
Sebab, lanjut dia, kosep pembiayaan bantuan atau pinjaman dari pihak luar tersebut hendaknya tidak memberatkan pengembangan Geopark Kaldera Toba.
"Pembiayaan itu tidak memberatkan dan bermanfaat bagi masyarakat, kita dapat mempertimbangkannya," kata Bobby.
Baca juga: Gubernur Sumut perluas sekolah gratis korban bencana tahun depan
Gubernur juga mengapresiasi keberhasilan Geopark Kaldera Toba mempertahankan status kartu hijau di organisasi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan PBB (UNESCO) Global Geopark Network.
Menurutnya, status internasional ini harus bisa membawa dampak nyata bagi warga lokal di kawasan Danau Toba.
Geopark Kaldera Toba kembali mendapat kartu hijau setelah diumumkan dalam Sidang Komite Eksekutif ke-11 Konferensi Global Geopark Network di Kutralkura, La Araucania, Chile, Sabtu (6/9).
"Penerimaan sertifikat green card (kartu hijau) dari UNESCO ini harus memberikan dampak langsung kepada masyarakat sekitar geopark," tutur Bobby.
General Manager Badan Pengelola Toba Caldera Geopark Azizul Kholis melaporkan, sertifikat green card dijadwalkan akan diterima secara resmi pada Februari 2026 di Sekretariat UNESCO, Prancis.
"Selain itu, Kaldera Toba diproyeksikan menjadi pusat penelitian Geopark se-Asia Pasifik dan menerima tawaran investasi pembiayaan," ucap Azizul.
Baca juga: Gubernur Sumut mempercepat realisasi pembangunan huntap korban banjir
Ia menyampaikan beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan pihaknya meliputi penyelenggaraan acara besar mengumpulkan aktivis, pengusaha, dan akademisi pada September 2026.
"Kegiatan ini bertujuan menjadikan Kaldera Toba sebagai pusat penelitian Geopark se-Asia Pasifik," tutur Azizul.
Kemudian, ungkapnya, kerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk memetakan dan meningkatkan infrastruktur di wilayah prioritas geopark.
"Kita harapkan geopark ini tidak hanya sekadar label, tetapi menjadi motor pertumbuhan ekonomi di bidang pariwisata yang berkelanjutan," kata Azizul.
Baca juga: Gubernur Sumut pastikan kelancaran arus mudik Natal dan tahun baru
Baca juga: Gubernur Sumut layani pengungsi hingga dini hari di Tapanuli Selatan
"Investasi yang masuk diharapkan tidak merusak lingkungan pariwisata. Segala bentuk investasi harus kita kaji asas manfaatnya," tegas Bobby usai menerima Badan Pengelola Toba Caldera Geopark di Kantor Gubernur Sumut, Selasa.
Gubernur mengingatkan, pengelola Geopark Kaldera Toba harus lebih mengutamakan kemandirian atas tawaran pembiayaan dari pihak luar, baik bantuan maupun pinjaman.
Untuk pengembangan Geopark Kaldera Toba menjadi tanggung jawab bersama, terutama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.
"Kita harapkan mengambil opsi secara mandiri yang tidak memberatkan konsep geopark ke depan," jelas Bobby.
Sebab, lanjut dia, kosep pembiayaan bantuan atau pinjaman dari pihak luar tersebut hendaknya tidak memberatkan pengembangan Geopark Kaldera Toba.
"Pembiayaan itu tidak memberatkan dan bermanfaat bagi masyarakat, kita dapat mempertimbangkannya," kata Bobby.
Baca juga: Gubernur Sumut perluas sekolah gratis korban bencana tahun depan
Gubernur juga mengapresiasi keberhasilan Geopark Kaldera Toba mempertahankan status kartu hijau di organisasi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan PBB (UNESCO) Global Geopark Network.
Menurutnya, status internasional ini harus bisa membawa dampak nyata bagi warga lokal di kawasan Danau Toba.
Geopark Kaldera Toba kembali mendapat kartu hijau setelah diumumkan dalam Sidang Komite Eksekutif ke-11 Konferensi Global Geopark Network di Kutralkura, La Araucania, Chile, Sabtu (6/9).
"Penerimaan sertifikat green card (kartu hijau) dari UNESCO ini harus memberikan dampak langsung kepada masyarakat sekitar geopark," tutur Bobby.
General Manager Badan Pengelola Toba Caldera Geopark Azizul Kholis melaporkan, sertifikat green card dijadwalkan akan diterima secara resmi pada Februari 2026 di Sekretariat UNESCO, Prancis.
"Selain itu, Kaldera Toba diproyeksikan menjadi pusat penelitian Geopark se-Asia Pasifik dan menerima tawaran investasi pembiayaan," ucap Azizul.
Baca juga: Gubernur Sumut mempercepat realisasi pembangunan huntap korban banjir
Ia menyampaikan beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan pihaknya meliputi penyelenggaraan acara besar mengumpulkan aktivis, pengusaha, dan akademisi pada September 2026.
"Kegiatan ini bertujuan menjadikan Kaldera Toba sebagai pusat penelitian Geopark se-Asia Pasifik," tutur Azizul.
Kemudian, ungkapnya, kerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk memetakan dan meningkatkan infrastruktur di wilayah prioritas geopark.
"Kita harapkan geopark ini tidak hanya sekadar label, tetapi menjadi motor pertumbuhan ekonomi di bidang pariwisata yang berkelanjutan," kata Azizul.
Baca juga: Gubernur Sumut pastikan kelancaran arus mudik Natal dan tahun baru
Baca juga: Gubernur Sumut layani pengungsi hingga dini hari di Tapanuli Selatan




