Work From Mal Diterapkan 2026, Pengusaha Pesimis Tingkat Kunjungan Naik Pesat

katadata.co.id
3 jam lalu
Cover Berita

Pemerintah akan meluncurkan program bekerja dari mal atau work from mal (WFM) di 15 provinsi untuk menggerakkan ekonomi digital tahun depan. Namun, pengelola pusat perbelanjaan menilai kebijakan tersebut belum akan mendongkrak kunjungan mal secara signifikan pada 2026.

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia atau APPBI menyatakan kegiatan WFM telah dilakukan masyarakat saat pengetatan mobilitas selama pandemi Covid-19 mulai dilonggarkan. Saat itu, pekerja yang mendapatkan mandat bekerja dari rumah atau WFH justru melakukan WFM.

"Alhasil, kini pusat perbelanjaan sudah dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat pertemuan, tempat bekerja, bahkan tempat belajar. Karena itu, dampak WFM belum bisa setinggi itu atau membuat pertumbuhan kunjungan mal 2026 tembus 20%," kata Ketua Umum APPBI  Alphonzus Widjaja kepada Katadata.co.id, Selasa (30/12).

Alphonzus meramalkan tingkat kunjungan mal tahun ini tumbuh terbatas atau hanya 10% secara tahunan. Alhasil, rata-rata pengunjung harian mal diprediksi hanya mencapai 22 juta orang per hari.

Menurutnya, tingkat kunjungan mal yang berangsur normal akan menggenjot lalu lintas di pusat perbelanjaan hingga 20%. Dengan demikian, rata-rata kunjungan harian sepanjang 2026 diproyeksi menembus 26 juta orang.

Karena itu, program WFM dinilai belum akan mengubah prediksi kunjungan mal karena tidak semua pusat perbelanjaan dapat menerapkan WFM. Sebab, ada beberapa sarana pendukung mal yang harus tersedia untuk mengikuti program WFM. Beberapa sarana pendukung yang dimaksud adalah jaringan internet publik yang gratis, kafe atau food court, dan tempat yang nyaman untuk keperluan WFM.

"Program WFM diharapkan meningkatkan kunjungan ke mal, namun akan dilakukan bertahap karena tidak semua mal bisa menerapkan program WFM," ujarnya.

Selain itu, WFM umumnya hanya terjadi di kota metropolitan, salah satunya Jakarta. Alphonzus menyampaikan pusat perbelanjaan di kota metropolitan umumnya dekat dengan berbagai pusat kegiatan ekonomi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berencana mengembangkan program WFM untuk menjadikan mal sebagai ruang kerja alternatif. Karena itu, skema WFM akan mendapatkan dukungan pemerintah di beberapa provinsi pada tahun depan.

Airlangga tidak merinci lebih lanjut dukungan pemerintah yang akan dikucurkan dalam program WFM pada 2026. Namun Ia menyebutkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telh menyiapkan anggaran untuk mendorong kegiatan gig economy di Ibu Kota pada tahun depan.

“Kita akan kerja di 15 provinsi dan akan didukung oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang IT. Sehingga kalau yang bergerak di gig ekonomi butuhnya charger laptop, wifi, dan kopi. Nah, itu semuanya ada di mal,” kata Airlangga.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Strategi Berbasis Data dari MSIGHT & tSurvey Raih Penghargaan Internasional WCA 2025
• 12 jam laluviva.co.id
thumb
Jelang Malam Tahun Baru, Polres Serang Razia Ratusan Botol Miras
• 1 jam laludetik.com
thumb
3 Pemain Persib yang Tampil Kinclong dan Bawa Persib ke Puncak Klasemen BRI Super League: Andil 2 Penggawa Timnas Indonesia
• 16 jam lalubola.com
thumb
Dopamin dan Budaya "Nanti": Mengapa Kita Selalu Menunda Bahagia
• 22 jam lalukumparan.com
thumb
Siapkan Pengganti Anwar Usman, Ketua MA Singgung Risiko Jabatan jika Salah Diberikan
• 11 jam lalukompas.com
Berhasil disimpan.