Rupiah Menguat seiring Keyakinan Pelaku Pasar pada Ketahanan Ekonomi RI Sepanjang 2025

viva.co.id
2 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.782 per Selasa 30 Desember 2025. Posisi rupiah itu menguat 6 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.788 pada perdagangan Senin, 29 Desember 2025.

Baca Juga :
Ekspor Mobil Listrik China Melonjak Naik, Industri Otomotif Barat Mulai Terguncang!
Hari Terakhir Perdagangan BEI 2025! IHSG Ditutup Cerah, Saham Bank Dominasi Jajaran Top Gainers

Sementara perdagangan di pasar spot pada Rabu, 31 Desember 2025 hingga pukul 09.02 WIB rupiah ditransaksikan di Rp 16.729 per dolar AS. Posisi itu menguat 42 poin atau 0,25 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.771 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Pengamat ekonomi dan pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, di sepanjang 2025 perekonomian Indonesia berada dalam situasi yang cukup menantang seiring meningkatnya ketidakpastian global, memanasnya tensi geopolitik, serta dampak dari kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

"Kondisi tersebut sempat menekan kepercayaan pelaku pasar dan memicu kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2025," kata Ibrahim dalam riset hariannya, Rabu, 31 Desember 2025.

Perlambatan ini terjadi di tengah penyesuaian aktivitas konsumsi, moderasi ekspor, serta ketidakpastian global yang masih tinggi. Sentimen pasar sempat makin memburuk pada paruh pertama tahun 2025, khususnya setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal pada April 2025.

Sejumlah lembaga internasional bahkan memperkirakan risiko perlambatan ekonomi lebih dalam akibat potensi gangguan pada rantai perdagangan global. Namun kinerja ekonomi Indonesia terbukti lebih tangguh dari perkiraan.

Pencapaian ini menunjukkan bahwa ekonomi domestik masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga, serta tumbuhnya aktivitas investasi di Indonesia yang relatif tinggi. 

Momentum pertumbuhan di atas 5 persen tersebut menjadi bukti bahwa ekonomi Indonesia tetap resilien di tengah guncangan geopolitik global serta dinamika perang tarif. Ketahanan ini turut diperkuat oleh bauran kebijakan fiskal dan moneter yang menjaga stabilitas makroekonomi. Sekaligus menegaskan keberlanjutan pemulihan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi.

"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.770 - Rp 16.800," ujarnya.

Baca Juga :
Seperti Apa Konsep Work From Mall yang Dicanangkan Pemerintah? Ini Penjelasannya
Rupiah Menguat, Pelaku Pasar Soroti Wacana Pemangkasan Suku Bunga The Fed di Awal 2026
Dibuka Memerah, IHSG Bakal Lanjut Menguat saat Investor Cermati Data Manufaktur dan Inflasi

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Bocah di Desa Pangumbulanadi Lamongan Tenggelam di Bekas Galian Tanah Ganjaran
• 18 jam lalurealita.co
thumb
50 Link Twibbon Tahun Baru 2026, Yuk Ramaikan di Medsos!
• 3 jam lalumedcom.id
thumb
Persatuan Hotel Minta DPRD DKI Patuhi Kemendagri soal Raperda KTR: Demi Kepastian Hukum Usaha
• 22 jam laludisway.id
thumb
Kapolri Beberkan Tantangan Indonesia dalam 10 Tahun ke Depan
• 10 jam lalumetrotvnews.com
thumb
PLTU Labuhan Angin dan Pangkalan Susu Pasok Keandalan Listrik Sumatra Utara Pascabencana
• 21 jam lalumedcom.id
Berhasil disimpan.