Menjelang pergantian tahun, situasi geopolitik global memasuki momen krusial. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada 28 Desember terbang ke Mar-a-Lago, Florida, untuk melakukan pertemuan yang sangat disorot dunia dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Banyak pihak menilai, “pertemuan Trump–Zelenskyy” ini menjadi peluang kunci untuk mendorong berakhirnya perang Rusia–Ukraina yang telah berlangsung hampir empat tahun.
EtIndonesia. Pada 28 Desember 2025, Presiden AS Donald Trump menyambut kedatangan Presiden Zelensky di Mar-a-Lago. Keduanya tampak dalam suasana hati yang cukup baik.
Delegasi kedua pihak menggelar pertemuan di ruang makan utama Mar-a-Lago. Presiden Trump menilai bahwa perundingan saat ini telah memasuki tahap akhir dan mungkin sudah memenuhi syarat untuk mencapai kesepakatan.
Pertemuan berlangsung sekitar tiga jam. Usai pertemuan, Trump mengungkapkan bahwa negosiasi kesepakatan telah selesai sekitar 95%. Jika semuanya berjalan lancar, kesepakatan bisa dicapai dalam waktu beberapa minggu, meskipun masih ada kemungkinan gagal karena berbagai faktor.
Presiden Trump juga menulis di platform media sosial Truth Social bahwa sebelum bertemu Zelensky, ia telah melakukan panggilan telepon yang produktif dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ini merupakan panggilan kesembilan antara pemimpin AS dan Rusia sejak awal tahun 2025.
Dalam beberapa hari terakhir, Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Ukraina. Ketika wartawan menanyakan apakah Putin sungguh-sungguh menginginkan perdamaian, Trump menanggapi:
Presiden AS Donald Trump: “Ini adalah perang yang paling sulit. Tetapi kami pasti akan menyelesaikannya. Hari ini kami akan mengadakan pembicaraan yang sangat baik. Pria ini (Zelensky) bekerja sangat keras, dia sangat berani, dan rakyatnya juga sangat berani.”
“Dia (Putin) serius. Saya bisa mengatakan bahwa saya percaya Ukraina juga telah melancarkan beberapa serangan yang sangat keras. Saya mengatakan ini tanpa maksud menyalahkan. Kita lihat saja nanti, tetapi saya percaya kedua belah pihak ingin mengakhiri perang. Kedua negara ingin mengakhiri perang.”
Zelenskyy menyatakan bahwa Amerika Serikat setuju memberikan jaminan keamanan selama 15 tahun bagi Ukraina setelah perang berakhir. Namun, Kyiv khawatir jangka waktu tersebut terlalu singkat dan tidak cukup untuk mencegah Rusia kembali menginvasi. Ia berharap Presiden Trump mempertimbangkan untuk memperpanjang jaminan keamanan menjadi 30, 40, bahkan 50 tahun.
Kedua pihak juga menyusun rancangan jaminan keamanan trilateral antara Ukraina, Amerika Serikat, dan Eropa. Dokumen lainnya menguraikan kerja sama ekonomi yang disebut “Peta Jalan Kemakmuran Ukraina”.
“Ini juga membawa manfaat ekonomi yang sangat besar bagi Ukraina. Anda tahu, ada banyak pekerjaan rekonstruksi yang harus dilakukan di sana, dan banyak kekayaan yang bisa digali. Mereka memiliki kekayaan yang sangat besar, potensi kekayaan yang luar biasa. Mereka ingin segera memulainya. Namun, apa yang sedang kita bicarakan sekarang benar-benar membawa manfaat ekonomi yang sangat besar bagi Ukraina. Meski demikian, semuanya masih belum final,” ujarnya.
“Namun, pasti akan ada sebuah perjanjian keamanan. Dan itu akan menjadi perjanjian yang kuat. Negara-negara Eropa terlibat secara mendalam. Mereka akan sangat terlibat dalam perlindungan keamanan dan berbagai urusan lainnya. Negara-negara Eropa benar-benar luar biasa.”
Presiden Trump juga menyatakan bahwa setelah bertemu Zelensky, ia akan kembali menelepon Putin untuk melanjutkan negosiasi.
Pada Senin (29 Desember), Moskow menyatakan bahwa pihaknya menuntut penarikan pasukan Ukraina dari wilayah Donbas.
Zelenskyy mengonfirmasi bahwa tim Ukraina akan bertemu kembali pekan depan untuk memfinalisasi berbagai isu terkait. Mengenai masalah wilayah, ia cenderung mengadakan referendum nasional di Ukraina untuk menentukan keputusannya. (Hui)
Laporan oleh Zhang Liang, reporter New Tang Dynasty Television, dari Amerika Serikat.




