Anak Usaha CYBR Teken Kontrak Rp 1 Triliun untuk Dukung Program AI Kemhan

katadata.co.id
2 jam lalu
Cover Berita

Emiten keamanan siber PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) mengumumkan bahwa anak usahanya, PT ITSEC Cyber Academy atau ITSEC Cyber & AI Academy menandatangani kontrak kerja sama dengan PT Republik Technetronic Nusantara (RTN). RTN merupakan penyedia layanan bagi Kementerian Pertahanan atau Kemhan.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia atau BEI, manajemen menyampaikan bahwa melalui kontrak yang ditandatangani pada 24 Desember, anak usaha CYBR ditunjuk untuk menyelenggarakan pelatihan keamanan siber dan AI dengan kurikulum yang mengacu pada standar internasional.

Program itu bertujuan membekali peserta dengan kemampuan praktikal dan pemahaman terkini atas tren ancaman siber internasional dan pengembangan teknologi AI.

Dari sisi komersial, nilai kontrak tersebut mencapai US$ 60 juta atau Rp 1 triliun (kurs Rp 16.690 per US$) dengan periode pelaksanaan selama empat tahun sejak kontrak ditandatangani.

Manajemen CYBR menilai kontrak itu berpotensi memberikan sejumlah dampak strategis bagi Perseroan, antara lain memperkuat portofolio layanan edukasi dan pengembangan talenta di bidang keamanan siber dan kecerdasan buatan melalui ITSEC Cyber & AI Academy.

Selain itu, kontrak itu dinilai berpotensi berkontribusi terhadap pendapatan Perseroan melalui lini bisnis pelatihan. Hal ini bergantung pada realisasi dari jadwal dan ruang lingkup layanan.

Perseroan juga menilai kerja sama itu dapat meningkatkan kedudukan CYBR sebagai penyedia solusi keamanan siber yang terintegrasi, termasuk penguatan kapabilitas bagi sumber daya manusia.

Manajemen juga menegaskan bahwa keterlibatan Kemhan berada dalam konteks end-user melalui RTN. ITSEC Cyber & AI Academy bertindak sebagai pelaksana pelatihan sesuai ruang lingkup kerja sama yang telah disepakati dalam kontrak.

“Pelatihan yang dikembangkan ITSEC Cyber & AI Academy dirancang berbasis kebutuhan nyata dan standar global, dengan pendekatan yang menyatukan penguasaan teknologi software dan hardware dalam satu kerangka pembelajaran terintegrasi,” kata Presiden Direktur ITSEC Asia Patrick Rudolf Dannacher dalam keterangan pers, Selasa (30/12).

Program itu tidak hanya berfokus pada peningkatan kemampuan teknis, tetapi juga membangun kesiapan operasional dan ketahan jangka panjang melalui kurikulum yang adaptif terhadap dinamika ancaman siber global.

Patrick Rudolf Dannacher menjelaskan, pendekatan itu memastikan peserta tidak hanya memahami teknologi, tetapi mampu mengimplementasikan secara strategis di lingkungan nyata.

“Ke depan, ancaman siber diproyeksikan semakin kompleks, terorganisir dan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan tidak hanya digunakan sebagai alat pertahanan, tetapi juga berpotensi dimanfaatkan oleh pelaku ancaman untuk meningkatkan skala dan kecanggihan dari serangan,” ujar dia.

Oleh karena itu, pengembangan kapabilitas SDM dinilai menjadi kunci. Pelatihan yang adaptif dan berbasis teknologi terkini diperlukan agar institusi mampu merespons dinamika ancaman dengan cepat dan tepat.

“ITSEC sangat terbuka untuk menjajaki penerapan model pelatihan serupa di berbagai kementerian dan lembaga. Kerangka pelatihan dirancang modular dan fleksibel, sehingga dapat disesuaikan dengan mandat, kebutuhan dan profil risiko masing-masing institusi,” kata Patrick Rudolf Dannacher.

Menurut dia, pendekatan itu memungkinkan penguatan kapabilitas lintas-sektor, dengan fokus pada pembangunan kesiapan jangka panjang di bidang keamanan siber dan pengembangan SDM.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Densus 88 Gulung Jaringan Radikalisme pada Anak dengan Rekrutmen Online Libatkan 5 Teroris
• 12 jam laluokezone.com
thumb
Belum Masuk Daftar di BEI, Bank Jakarta Jadi IPO 2026?
• 14 jam lalubisnis.com
thumb
15 Jasad Korban Kebakaran Panti Jompo Manado Tak Bisa Dikenali, Andalkan DNA Keluarga
• 22 jam lalugenpi.co
thumb
Dukung Kualitas Pendidikan dan Layanan Kesehatan, Yayasan Wakaf UMI Terima Dua Unit Ambulans
• 3 jam laluharianfajar
thumb
Dipecat karena Absen 28 Hari, Guru Nur Aini Harus Tempuh 114 Km PP ke Sekolah
• 17 jam lalugenpi.co
Berhasil disimpan.