Menag: Karakter Umat Bisa Dibentuk Melalui Kurikulum

republika.co.id
7 jam lalu
Cover Berita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Menteri Agama (Menang) RI, Prof Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya transformasi kurikulum pendidikan keagamaan sebagai fondasi utama dalam membentuk wajah umat di masa depan.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1754473276648-0'); });

Menurutnya, karakter umat—apakah moderat, inklusif, atau justru kaku dan eksklusif—dapat “diorder” melalui kurikulum yang dirancang secara sadar dan visioner.

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Baca Juga
  • Nasib Gaza, Iran, dan Lebanon Seolah Ditentukan Dua Sejoli Trump dan Netanyahu?
  • Pengakuan Israel Atas Somaliland Bukan Hal Sepele, Ini Dampaknya Terhadap Somalia dan Tanduk Afrika
  • Investigasi Aljazeera Ungkap Rahasia Tersembunyi di Balik Pengakuan Israel Atas Somaliland

Hal itu disampaikan Nasaruddin saat sambutan dalam acara "Review dan Design Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis)" di Kantor Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (30/12/2025).

“Ada teori yang mengatakan umat seperti apa yang kita akan harapkan di masa depan itu bisa diorder melalui kurikulum. Apakah umat moderat, radikal, liberal itu bisa kita order melalui kurikulum,” ujar Nasaruddin.

'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}

Ia menjelaskan, Kemenag kini memperkenalkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang terintegrasi dengan pendekatan ekoteologi.

Kurikulum ini, kata dia, dirancang sebagai kurikulum transformatif yang tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk cara pandang dan sikap keberagamaan umat.

Menurut Nasaruddin, transformasi pertama yang diusung KBC adalah pergeseran dari teologi yang terlalu maskulin dan berorientasi pada struggle menuju teologi yang bersifat nurturing dan penuh pengasuhan. Ia menyebutnya sebagai transformasi dari teologi uluhiyah ke rububiyah.

“Masyarakat kita tidak akan ramah terhadap alam dan sesama jika sistem teologinya terlalu dipengaruhi kualitas maskulin yang keras. Kita ingin mengarahkan umat menjadi umat yang nurturing, yang memelihara, bukan mendominasi,” ucapnya.

Transformasi kedua, lanjut Nasaruddin, adalah perubahan orientasi keberagamaan dari nomos oriented—yang menekankan formalitas dan kategori—menuju eros oriented, yakni keberagamaan yang menekankan nilai, substansi, dan cinta.

Loading...
.img-follow{width: 22px !important;margin-right: 5px;margin-top: 1px;margin-left: 7px;margin-bottom:4px}
Ikuti Whatsapp Channel Republika
.img-follow {width: 36px !important;margin-right: 5px;margin-top: -10px;margin-left: -18px;margin-bottom: 4px;float: left;} .wa-channel{background: #03e677;color: #FFF !important;height: 35px;display: block;width: 59%;padding-left: 5px;border-radius: 3px;margin: 0 auto;padding-top: 9px;font-weight: bold;font-size: 1.2em;}
Advertisement
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1676653185198-0'); });

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Libur Akhir Tahun, Gibran Temui Warga yang Padati IKN
• 2 jam laluidntimes.com
thumb
Kejari Surabaya Terapkan Restorative Justice terhadap Delapan Tersangka Penadahan Sepanjang 2025
• 1 jam lalurealita.co
thumb
Gempa 4,5 Magnitudo Guncang Kabupaten Bener Meriah, Aceh
• 23 jam lalukumparan.com
thumb
BNPB: Operasi Modifikasi ‘Menentang Alam’ saat Musim Hujan, tapi Harus Dilakukan
• 22 jam lalukumparan.com
thumb
Kejagung Selesaikan 2.080 Perkara melalui Restorative Justice Sepanjang 2025
• 6 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.