REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK — Ratusan jamaah memadati tabligh akbar dzikir akhir tahun di Masjid At-Thohir, Rabu (31/12/2025). Sebelum rangkaian dzikir malam digelar, kegiatan diawali dengan tausiyah kajian umahat oleh Ustazah Qotrunada Syathiry.
Dalam tausiyahnya, Ustadzah Qotrunada menegaskan bahwa dzikir tidak hanya dilakukan dengan lisan. Menurut dia, dzikir mencakup tiga unsur utama.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});- IHSG All-Time High 24 Kali Sepanjang 2025, Prabowo Dinanti di Pembukaan Perdagangan BEI 2026
- Menag: Karakter Umat Bisa Dibentuk Melalui Kurikulum
- Bolehkah Umat Islam Merayakan Tahun Baru dan Bagaimana Hukumnya?
"Dzikir itu ada tiga: dzikir dengan lisan, dzikir dengan hati, dan dzikir dengan anggota badan. Yang penting jangan terlepas dari salah satunya. Kalau lisan juga berzikir, Alhamdulillah,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dzikir dengan lisan bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. “Dzikir dengan lisan bisa dilakukan di masjid, di rumah. Ada yang mungkin sedang berbahagia, sedang hiburan, tapi lisannya selalu mengucap dzikir kepada Allah,” ungkapnya.
'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}
Menurut dia, dzikir juga bisa hadir di dalam hati meski tanpa diucapkan. “Mungkin sedang di perjalanan, lisannya tidak mengucap dzikir, tapi hatinya penuh syukur dan sabar. Itu pun termasuk dzikir dengan hati,” ucapnya. Dzikir yang sempurna, lanjutnya, adalah ketika lisan, hati, dan perbuatan berjalan bersama dalam ketaatan kepada Allah.
Ustazah Qotrunada menekankan peran penting ibu dalam menanamkan nilai dzikir di keluarga. “Tugas kita, wahai kaum ummahat, wahai kaum perempuan, ternyata bukan hanya menjaga hati kita agar penuh dengan Allah, tetapi juga bagaimana anak-anak kita bisa ikut semuanya berdzikir kepada Allah,” tuturnya.
Ia menyebut ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Keteladanan orang tua, kata dia, menjadi cara paling efektif dalam membentuk akhlak dan kebiasaan ibadah anak.
Menghadapi 2026, ia mengajak jamaah menjadikan pergantian tahun sebagai momentum memperbaiki diri dan keluarga. “Tahun 2026 yang akan datang, resolusi terbaik kita bukan hanya kita yang senang mengerjakan kebaikan, bukan hanya kita yang senang dengan ibadah, tapi bagaimana keturunan kita juga senang dengan rumah ibadah,” katanya.
Ia mengakui tantangan mendidik anak saat ini tidak ringan. “Anak sekarang beda dengan anak dulu, betul? Yang ada di sini wajah-wajah generasi lama, bukan generasi media sosial,” ucapnya. Meski demikian, ia optimistis tantangan itu bisa dihadapi dengan niat yang kuat, doa, dan keteladanan yang konsisten.
Sebagai bekal resolusi, ia menyampaikan tiga hal utama yang perlu dilakukan orang tua. “Pertama, wahai para ibu, selalulah kita senang dengan ilmu. Senang dengan majelis ilmu, kumpul-kumpul kebaikan,” katanya. Selain itu, orang tua diminta terus memperbaiki niat, meningkatkan amal ibadah, serta memperbanyak doa untuk anak dan keluarga.
Tabligh akbar ini menjadi bagian dari rangkaian Dzikir Nasional Akhir Tahun yang digelar Republika. Kegiatan tersebut mengajak umat menutup 2025 dengan muhasabah dan menyambut 2026 dengan niat memperkuat dzikir, ibadah, dan ketahanan keluarga. Adapun acara ini disponsori Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), International Networking for Humanitarian (INH), Dompet Dhuafa, Adara Relief International, Rumah Zakat, Badan Amil Zakat, Infak, dan Shadaqah (Bazis) Provinsi DKI Jakarta, BCA Syariah, Nozoly ID, Pushaka Umrah dan Haji, Laziswaf Darunnajah, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Le Minerale, dan Tenun Gaya by Wignyo.
