7 Jembatan di Aceh Kritis Pascabencana, Komisi V DPR Desak Pemerintah Bangun Ulang

merahputih.com
14 jam lalu
Cover Berita

MerahPutih.com - Anggota Komisi V DPR RI, Ruslan M. Daud, mendesak pemerintah pusat segera menangani tujuh jembatan kritis di jalur lintas tengah Aceh yang kondisinya dinilai tidak lagi memadai pascabencana banjir dan longsor.

Keterlambatan penanganan berpotensi memutus jalur nasional dan mengisolasi wilayah tengah Aceh.

“Ini jalur utama nasional lintas tengah. Jika akses ini terganggu, dampaknya sangat luas, mulai dari terisolasinya masyarakat hingga lonjakan harga kebutuhan pokok,” kata Ruslan di Bireuen, Aceh, Senin (29/12).

Ia menegaskan, pembangunan ulang jembatan harus dilakukan dengan perencanaan matang dan skema yang tepat.

Baca juga:

Tembus Jalur Terdampak Bencana, Pertamina Berhasil Pasok BBM ke 4 SPBU Bener Meriah Aceh

Salah satu opsi yang perlu dipertimbangkan adalah penggeseran lokasi jembatan dari titik lama dengan memperhatikan kondisi geografis, alur sungai, dan faktor keselamatan.

“Pembangunan harus didahului kajian teknis, mulai dari struktur tanah, debit air, hingga potensi bencana. Jika lebih aman digeser, maka itu harus dilakukan,” ujarnya.

Adapun, tujuh jembatan yang menjadi perhatian berada di jalur lintas tengah, yakni Jembatan Teupin Mane KM 10, Wehni Kulus KM 47, Enang-Enang KM 50, Krung Rongka KM 60, Tenge Besi KM 62, Timang Gajah KM 65, Jembatan Jamur Ujung KM 80, serta satu box culvert di Lampahan KM 73.

Menurut Ruslan, jalur tersebut selama ini menjadi tulang punggung transportasi orang dan barang di wilayah tengah Aceh.

Baca juga:

Pengecoran Jembatan Malalak Agam Dikebut, Ditargetkan Selesai Awal Januari 2026

Karena itu, jenis dan desain jembatan yang akan dibangun ulang harus memperhitungkan tingkat kerawanan bencana, khususnya longsor.

“Wilayah tengah memiliki tingkat kerentanan bencana yang tinggi. Jembatan yang dibangun ulang harus benar-benar kuat dan aman agar tidak kembali rusak saat bencana terjadi,” katanya.

Ruslan juga mendorong Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Bina Marga untuk menghitung secara cermat potensi bencana dalam menentukan desain jembatan.

Ia menegaskan, jalur Bireuen merupakan akses terbaik yang menghubungkan dataran tinggi Gayo dan wilayah tengah Aceh ke Medan maupun Banda Aceh.

“Ini menyangkut keberlangsungan hidup masyarakat dan denyut ekonomi daerah. Jalur lintas tengah harus segera dipastikan aman, layak, dan berfungsi optimal,” tutup Ruslan. (Pon)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
ETF Pasar Uang Pertama di Indonesia Resmi Diluncurkan, Tawarkan Likuiditas T+0 dan Stabilitas Nilai
• 11 jam lalupantau.com
thumb
Kasus Pengusiran Paksa Nenek Elina, Polda Jatim Tetapkan Dua Tersangka dan Buka Peluang Tersangka Baru
• 1 menit laluberitajatim.com
thumb
Jangan Nekat! Nyampah di Ragunan, Siap-siap Kena Denda Rp500 Ribu
• 3 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Foto: Tekuk Bhayangkara FC, Persija Jakarta Amankan Posisi 3 Sementara
• 1 jam lalukumparan.com
thumb
Kemenag RI Perkuat Peran Zakat dan Wakaf untuk Pemberdayaan Masyarakat Sulsel | JMP
• 6 jam lalukompas.tv
Berhasil disimpan.