PAN Setuju Usul Kepala Daerah Dipilih DPRD, Beri 2 Catatan

kumparan.com
5 jam lalu
Cover Berita

DPP PAN memberikan pernyataan terkait usulan kepala daerah dipilih oleh DPRD. Golkar dan Gerindra mendukung usulan ini.

Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan, PAN setuju dengan usulan ini. Meski begitu, mereka memberikan 2 catatan.

"PAN setuju Pilkada dilaksanakan secara tidak langsung, atau dipilih melalui DPRD, dengan catatan," kata Viva kepada wartawan, Senin (29/12).

Berikut 2 catatan dari PAN:

  1. Seluruh partai politik bersepakat bulat untuk menerima pilkada dilaksanakan tidak langsung. Dengan demikian proses pembahasan revisi UU pilkada tidak akan akan digunakan oleh parpol untuk berselancar menjaring suara rakyat.

  2. Tidak menimbulkan pro kontra secara tajam dan meluas di publik. Karena setiap pembahasan UU Pilkada memancing demonstrasi yang masif secara nasional.

Wakil Menteri Transmigrasi ini menjelaskan, secara hukum tata negara, UUD 1945 tidak menyebut secara eksplisit Pilkada dipilih langsung oleh rakyat atau dipilih oleh DPRD. Keduanya sama-sama konstitusional dan tidak melanggar hukum.

"Yang ditekankan adalah prosesnya harus demokratis," kata Viva.

Viva menuturkan, hal itu diatur dalam Pasal 18 ayat (4) UUD NRI Tahun 1945: Gubernur, Bupati, dan Wali Kota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.

"MK telah memutuskan bahwa Frasa dipilih secara demokratis adalah open legal policy di bawah kewenangan DPR dan pemerintah," ucap dia.

Viva mengatakan, kajian akademis sampai saat ini masih terbelah menjadi dua yakni ada pihak yang sepakat Pilkada tidak langsung, dan ada yang tidak sepakat dengan beragam argumentasinya.

Berikut argumentasi mereka yang setuju pemilihan Pilkada secara tidak langsung

  1. Lebih efektif dan efisien biaya. Kandidat akan tertantang mempersiapkan visi misinya.

  2. Menurunkan potensi konflik suku, agama, adat, dan ras. Karena terkadang faktor primordialitas dimasukkan ke turbulensi politik sehingga menimbulkan politik SARA. Hal itu yang dihindari.

  3. Menghindari money politic karena pengalaman empiris, banyaknya suara kandidat ditentukan oleh banyaknya amplop yang dibagikan ke masyarakat pemilih. Potensi anggota Dewan dan partai yang terlibat money politic juga tidak tertutup kemungkinan ada. Makanya harus ada penanganan khusus dalam hal pencegahan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum.

Berikut argumentasi bagi yang setuju Pilkada langsung

  1. Menghargai makna kedaulatan rakyat karena melibatkan partisipasi rakyat untuk memilih langsung. Rakyat dapat bebas menentukan pilihannya sendiri.

  2. Calon terpilih memperoleh legitimasi politik dari rakyat karena mendapatkan suara langsung dari rakyat.

  3. Demokrasi memang mahal. Jika ada ekses negatif, misalnya money politic, maka harus diperbaiki sistem, tata aturan, dan pelaksanaan Pilkadanya.

Menurut dia, perdebatan soal ini sudah terjadi selama bertahun-tahun. Ia menilai hal ini wajar dalam demokrasi.

"Begitulah perdebatan yang sudah puluhan tahun mewarnai politik Indonesia," kata Viva Yoga Mauladi.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Heboh! Imigrasi Soekarno-Hatta Bongkar Modus Liburan, 137 CPMI Ilegal Gagal Berangkat Saat Nataru
• 2 jam laludisway.id
thumb
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Singgung Sila ke-4: Pilkada Lewat DPRD Layak Dikaji dan Konstitusional
• 30 detik lalusuara.com
thumb
Andre Rosiade Cek Lahan Kampung Haji RI di Saudi: Komitmen Presiden untuk Umat
• 21 jam laludetik.com
thumb
Kisah tentang Sisa Makanan
• 4 jam laluerabaru.net
thumb
Viral Ludahi Kasir, Dosen AS: Pimpinan Pasti Bijaksana
• 22 jam lalufajar.co.id
Berhasil disimpan.