Pemerintah mencatat terdapat 47.149 unit hunian yang rusak berat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat akibat bencana banjir dan longsor. Dari situ, 29.542 unit Hunian Sementara (Huntara) akan dibangun.
Angka tersebut didasarkan pada data milik Kementerian Pekerjaan Umum (PU) per 28 Desember 2025. Adapun sisa hunian rusak berat yang ada pada angka 17.057 akan dibantu dengan skema Dana Tunggu Hunian (DTH). Menteri PU Dody Hanggono menuturkan pembangunan Huntara ini juga terus dipercepat dengan koordinasi bersama BNPB.
“Pelaksanaan huntara yang kami jalankan sesuai dengan arahan BNPB. Saat ini lokasi yang telah ditetapkan BNPB berada di Aceh Tamiang dan Bener Meriah. Kami juga telah berkomunikasi intensif dengan para bupati setempat,” kata Dody dalam keterangan tertulis, Selasa (30/12).
Aceh Tamiang menjadi daerah prioritas untuk pembangunan Huntara. Hal ini karena menurut Dody kesiapan lahan di sana sudah terpenuhi.
“Prioritas saat ini berada di Aceh Tamiang karena kesiapan lahan sudah terpenuhi. Dalam dua hari terakhir telah kami kerjakan pematangan lahan, dan hari ini mungkin satu blok contoh huntara sudah dapat berdiri,” ujarnya.
Sampai 30 Desember 2025 pukul 11.00 WIB, pembangunan huntara yang berlokasi di Aceh Tamiang tepatnya terletak di atas lahan Kompleks DPRK dan Kantor Bupati Aceh Tamiang telah memasuki tahap konstruksi utama.
Adapun tahap konstruksi utama tersebut merupakan pembangunan satu blok huntara terdiri dari 12 unit modular. Saat ini proses tersebut telah selesai pekerjaan frame dan masuk proses erection atap serta pemasangan panel dinding.
Nantinya, blok kedua juga akan dibangun. Proses pondasi umpak blok kedua juga sudah rampung. Dengan begitu, proses konstruksi juga berlanjut ke blok ketiga.
Nantinya, ditarget akan ada 7 blok Huntara di lokasi tersebut yang bisa menampung 336 orang. Adapun Huntara di Aceh Tamiang itu ditarget rampung pada Januari 2026.
Sebagai detail, untuk Provinsi Aceh tercatat 38.169 unit hunian rusak berat. Untuk itu, 28.236 unit huntara atau sekitar 74 persen dari total hunian rusak berat akan dibangun. Sementara 9.996 unit lainnya mendapatkan bantuan DTH.
Selanjutnya untuk Provinsi Sumatera Utara, terdapat 6.322 unit hunian rusak berat, untuk itu sebanyak 876 unit Huntara atau sekitar 14 persen dari total hunian rusak berat akan dibangun. Adapun 4.833 unit lainnya dibantu melalui DTH.
Di Provinsi Sumatera Barat, dari total 2.658 unit hunian rusak berat sebanyak 430 unit Huntara akan dibangun. Angka tersebut mewakili sekitar 16 persen dari total hunian rusak berat. Sedangkan 2.228 unit lainnya, akan menggunakan DTH.
Dody juga menjelaskan Huntara yang akan dibangun akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, antara lain dapur umum, area cuci, mushola, serta sarana sanitasi yang memadai.
Sementara dari sisi konstruksi, Huntara dibangun dengan sistem modular agar proses pembangunan dilakukan secara cepat, aman, dan kokoh. Dengan begitu, Huntara dapat segera dimanfaatkan.




