JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan bahwa pendidikan berbasis Pancasila menjadi landasan disiplin ilmu demi menyongsong Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, Indonesia perlu melahirkan kembali semangat Baitul Hikmah, di mana pendidikan yang berakar pada nilai-nilai ketuhanan menjadi landasannya.
"Kita ingin Indonesia melahirkan kembali semangat Baitul Hikmah, di mana pendidikan berbasis Pancasila, khususnya sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, menjadi landasan bagi setiap disiplin ilmu," kata Nasaruddin dalam sambutan dalam agenda Dirjen Pendidikan Islam di Jakarta Pusat, Selasa (30/12/2025).
Menag, yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal ini, mengatakan bahwa Indonesia tidak membutuhkan pendidikan sekuler yang kering dan kurikulum yang kaku.
Baca juga: Prabowo Terpukau Dengar Nusron Wahid Berdoa: Apa Pindah Jadi Menteri Agama?
"Kita berada pada posisi geopolitik dan ekonomi yang stabil, dan momentum inilah yang harus kita manfaatkan untuk menanam bibit ideologi pendidikan yang lebih baik demi menyongsong Indonesia Emas," ujarnya.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Indonesia Emas 2045, Kurikulum Cinta, pendidikan berbasis Pancasila, semangat Baitul Hikmah&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8zMC8yMTQ0MjcyMS9tZW5hZy1wZW5kaWRpa2FuLWJlcmJhc2lzLXBhbmNhc2lsYS1qYWRpLWxhbmRhc2FuLXNldGlhcC1kaXNpcGxpbi1pbG11&q=Menag: Pendidikan Berbasis Pancasila Jadi Landasan Setiap Disiplin Ilmu§ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Menag menekankan bahwa penerapan Kurikulum Cinta membutuhkan proses yang berkelanjutan atau ongoing process.
"Kita tidak bisa menyelesaikannya dalam sekejap, melainkan harus terus disempurnakan tahun demi tahun," ucapnya.
Kurikulum Cinta merujuk pada sejarah keemasan Islam, seperti pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid dan Al-Ma'mun yang mendirikan Baitul Hikmah.
Baca juga: Romo Mudji Sutrisno Wafat, Menag: Selamat Jalan Sahabat Dialog Lintas Iman
"Di sana tidak ada dualitas antara ilmu umum dan ilmu agama. Semua ilmu pengetahuan berakar pada nilai-nilai ketuhanan," ucapnya.
Nasaruddin menilai jika Kurikulum Cinta diterapkan, maka akhlak akan muncul secara otomatis tanpa perlu dipaksakan.
"Rasa hormat murid kepada guru atau anak kepada orang tua akan lahir dari cinta yang mereka terima," jelas dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



