Bupati Aceh Tamiang ke Kemenhut: Mau Diapakan Kayu Gelondongan Ini?

mediaindonesia.com
2 jam lalu
Cover Berita

Bupati Aceh Tamiang, Armia Fahmi, meminta Kementerian Kehutanan (Kemenhut) segera mengeluarkan kebijakan terkait pemanfaatan kayu gelondongan sisa banjir bandang di wilayah Sumatra. Kayu-kayu berukuran besar itu sebelumnya menumpuk dan mengepung kawasan Pondok Pesantren (PP) Darul Mukhlisin di Desa Tanjung Karang, Kecamatan Karang Baru, setelah banjir bandang setinggi sekitar 10 meter melanda pada November 2025.

Armia mengungkapkan, sekitar 85% tumpukan kayu di lokasi tersebut kini sudah berhasil diangkut dan dipindahkan ke pinggir sungai. Meski begitu, ia menilai perlu ada dasar hukum yang jelas terkait pemanfaatan material kayu tersebut.

“Kami memohon fatwa dari Menteri Kehutanan, mau diapakan kayu ini, apakah diserahkan kepada kami untuk kami jadikan papan, atau balok, atau kusen, sehingga ada dasar hukum kuat yang kuat untuk kami melakukan hal tersebut,” ujar Armia dalam rapat koordinasi bersama DPR yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube DPR.

Ia menekankan perlunya kepastian hukum agar pemerintah daerah tidak menghadapi persoalan hukum di kemudian hari.

“Jangan sampai kami dipanggil-panggil lagi sama aparat penegak hukum, karena ini memang suatu bentuk komitmen kami untuk bisa membantu masyarakat Aceh Tamiang,” kata Armia.

Hingga Minggu, 28 Desember 2025, upaya pembersihan kayu dan material limbah bencana Aceh Tamiang masih terus berlangsung. Pembersihan tidak hanya difokuskan pada area tumpukan kayu utama, tetapi juga menyasar fasilitas pendidikan dan lingkungan sekitar, termasuk Pesantren Darul Mukhlisin.

Tim gabungan yang terdiri dari 80 personel UPT Kementerian Kehutanan, 80 personel TNI, dan 30 personel Polri dikerahkan untuk mempercepat proses pembersihan. Material kayu dan lumpur dipindahkan ke lokasi penampungan akhir menggunakan dump truck, sementara kayu-kayu besar dipotong di Tempat Penumpukan Kayu (TPK). Kegiatan bahkan berlanjut hingga malam hari dengan dukungan penerangan tambahan.

“Tim gabungan telah menyelesaikan pembersihan 12 ruang belajar, dua ruang kantor guru, serta satu area tempat wudhu masjid, sekaligus membantu pembersihan rumah warga di sekitar lokasi terdampak,” ujar Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Subhan, dalam keterangan tertulis pada Senin, 29 Desember 2025. (E-3)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mendikdasmen Paparkan Skenario Penerapan Kurikulum Penanggulangan Dampak Bencana Sumatera
• 11 jam lalukompas.tv
thumb
10 Resolusi 2026 Buatmu yang Ingin Lebih Ramah Lingkungan
• 21 jam lalubeautynesia.id
thumb
Kebakaran Maut di Ciputat
• 2 jam lalukompas.com
thumb
689 Polisi Dipecat Sepanjang 2025, Irwasum: Sanksi Adalah 'Gigi' Pengawasan
• 14 jam lalusuara.com
thumb
Pakai Alasan Berlibur Akhir Tahun, Imigrasi Gagalkan 137 Calon Pekerja Migran ke Beberapa Negara
• 17 jam lalumerahputih.com
Berhasil disimpan.